Tergantung jenis komputer, jenis PSU juga menyesuaikan jenis komputer yang Anda pakai. Rata2 PC Desktop memakai PSU dengan Standarisasi ATX.
Ada juga Standarisasi BTX, yang diletakkan terbalik dari posisi ATX (di bagian bawah casing).
ATX sendiri, masih ada beberapa versi. Versi 24-pin maupun 20-pin (menurut Coyle Gyver).
Ini yg biasa disebut 20-pin
Atau ini yg 'masa kini' 24-pin
Dari gambar di atas, mungkin Anda sudah bisa membedakan sebenarnya apa beda sebenarnya dari PSU 20-pin dan 24-pin.
Kalau masih belum bisa menemukannya, sebenarnya tambahan 4-pin pada PSU 20-pin itu untuk menghantarkan daya 12V,5V,3,3V dan Ground tambahan ke Slot PCI-Express. Maka dari itu, sebenarnya PSU 20-pin masih bisa menyanggupi permintaan MotherBoard dengan standar 24-pin. Kecuali jika Anda ingin memakai VGA yang kiranya memakai daya cukup banyak, lebih disarankan PSU dengan 24-pin.
Ada lagi sedikit tambahan mengenai standar EPS 12V. Yakni, Input 12V pada MotherBoard, yang biasa nya menggunakan 4-pin (kabel kuning-kuning hitam-kuning-kuning hitam), menggunakan 8-pin. Hal ini tidak apa, dikarenakan standar 8-pin diterapkan pada Motherboard sekelas Server. Dipakai 4-pin pada MotherBoard 8-pin tidak apa selama daya masih bisa mencukupi dari PSU. Standarisasi 8-pin ini diterapkan mengingat User masih tidak paham betapa pentingnya PSU sebagai sebuah 'jantung' daripada sebuah komputer.
Bila memang Anda merasa PSU Anda selama ini cocok untuk kebutuhan komputer Anda, bisa mulai dihitung kebutuhan daya dari komputer Anda melalui Kalkulator PSU.
Contoh kalkulator PSU
Outer Extreme Power Supply Calculator
Watt (Output) yang besar bukan berarti akan menghabiskan listrik yang besar juga. Sebenarnya, Watt yang digunakan oleh komputer hanyalah sebatas dimana komputer membutuhkannya. Bukan berarti PSU Anda memiliki angka 600W, maka PSU akan langsung menyedot daya 600W, melainkan hanya akan menyedot daya sebesar yang sedang dibutuhkan, tergantung kondisi Load sedang berapa %.
Soal Power yang dihasilkan (watt), mungkin Anda pernah mendengar Continous Power ataupun Peak Power. Sebenarnya Continous ini yang biasa disebut Pure atau bisa dibilang Power standar yang dihasilkan. Sedangkan Peak Power ialah masa dimana PSU sedang mengalami Output Maximal. Bisa saja Continous Power / Pure nya bernilai 550W, namun tidak menutup kemungkinan kalau Peak Power nya bisa mencapai 1000W. Hanya saja, Peak Power entah datang dari mana, dan yang jelas Peak Power ini hanya berlangsung sekitar 5-10 detik dari 2 menit sekali atau lebih tergantung dari kondisi kapasitor PSU Anda. Maka dari itu, jangan sampai Anda tergoda untuk membeli sebuah PSU dikarenakan Peak Power nya yang tinggi, perhatikan saja Continous Power yang didapat, dikarenakan 90% daya yang dihasilkan PSU hanyalah berdasarkan Continous Power.
Belum lagi, pada standar pabrikan, sebuah PSU biasa ber operasi pada suhu ruangan 25'C, sehingga daya yang dihasilkan bisa dikatakan maksimal. Berbeda pada keadaan iklim di Indonesia, di mana rata-rata pemakaian komputer di ruangan dengan suhu 35'C yang menyebabkan PSU bisa memotong daya yang dihasilkannya hingga 40%.
Terlebih kalau Anda sadari, mengapa PSU memiliki sebuah fan/rongga udara? Hal itu dikarenakan komponen PSU sendiri sebenarnya memiliki panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan ini bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan daya dari komputer saat itu. Jika daya yang diminta makin tinggi, tentu saja proses konversi AC-DC menjadi makin berat yang menyebabkan panas pada PSU bertambah. Bayangkan, bekerja pada suhu ruangan 35'C saja sudah bisa men'diskon' Output PSU Anda, apalagi jika ditambah panas PSU tersebut sendiri, bisa saja PSU Anda kembali men'diskon' daya output nya hingga 60%.
Kembali ke pentingnya Rail, memberikan rail yang stabil ialah yang hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang umur suatu komponen/hardware. Bukan hanya peralatan komputer, setiap barang elektronik juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang 'stabil'. Ke stabilan Rail suatu PSU tidak dapat diukur melalui sebuah Software ataupun Sensor dari Motherboard, Anda harus berani untuk mengukurnya secara langsung menggunakan sebuah Multimeter, di utamakan yang Digital. Dikarenakan, hanya Multimeter lah yang bisa membacakan rail PSU Anda secara 99% akurat. Untuk PSU dengan Multiple Rail, berarti tiap rail akan berbeda jalur sehingga bisa berbeda pula hasil pembacaannya.
Rail yang stabil untuk tiap Voltase ialah rail yang tidak berubah. Semakin tidak pernah berubah akan semakin baik pula sebuah PSU. Dikarenakan kondisi komputer tidak selalu dalam keadaan Idle (CPU Usage <5%). Bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan CPU Usage saat Anda membuka sebuah aplikasi baru (CPU Usage <75%) atau bahkan saat Anda bermain game di komputer yang membuatnya bekerja secara penuh (CPU USage 100%). Saat ada transisi CPU Usage ini lah biasanya sebuah PSU diuji kemampuannya. Bukan hanya kemampuannya untuk membuat Rail stabil pada saat transisi, namun juga kestabilan Rail di saat dia Idle maupun Full Load. Sebuah komputer yang Idle, biasanya tidak memakan daya yang begitu banyak, maka dari itu Rail biasanya stabil untuk keadaan Idle. Namun, begitu Anda membuka aplikasi yang bisa dikatakan memakan cukup banyak resource, komputer akan beranjak hingga 100% Load, yang menyebabkan komputer meminta daya lebih dari PSU. Saat daya maksimum ini pula, keampuhan sebuah PSU teruji kembali. Kestabilan Rail memegang peranan utama, terutama saat Anda meng-OVERCLOCK komputer Anda. Dimana bila Rail tidak stabil (naik-turun) sepanjang waktu, tentu saja akan membuat komponen di dalam casing Anda 'keropos' sedikit demi sedikit.
Kestabilan Rail bisa diukur dari pembacaan Voltase. Idealnya, setiap Voltase Output (Rail) dari PSU, memberikan nilai toleransi +/- MAX 5%
Misalkan:
3.3V berarti ber toleransi MIN 5% = 3.135V atau MAX 5% = 3.465V
5V berarti ber toleransi MIN 5% = 5.25V atau MAX 5% = 5.75V
12V berarti ber toleransi MIN 5% = 11.4V atau MAX 5% = 12.6V
Akan alangkah baiknya bila ternyata hasil pembacaan Rail tiap Voltase tersebut tetap terpatok pada 3.3V, 5V, dan 12V SEPANJANG WAKTU. PSU seperti inilah yang 100% Ideal bagi sebuah komputer dikarenakan kemampuannya untuk memasok daya yang stabil pada tiap komponen. Namun, di Indonesia, tidak seperti itu kenyataannya. Bisa dilihat, sebagai contoh PSU Simbadda yang dikemas pada tiap-tiap casing barunya, nyatanya tidak memenuhi kualitas itu hingga separuhnya.
Ukuran maupun berat daripada sebuah PSU sebenarnya sudah bisa menandakan kualitas PSU itu sendiri. Biasanya, semakin besar dan berat, PSU dipercaya semakin memiliki kualitas yang bagus. Dikarenakan memang kapasitor yang berkualitas baik memiliki berat yang lebih daripada kapasitor-kapasitor biasa. Namun, memang, ukuran dan berat selalu berbanding lurus dengan kocek yang harus Anda keluarkan. Tidak lupa juga bahan yang digunakan, biasanya PSU Branded tidak memakai casing yang 'abal2' sekadar kotak aluminium murah.
Untuk kesehatan dari PSU sendiri, tentu saja Perusahaan Listrik Negara (PLN) memegang peranan besar. Bila listrik yang masuk ke PSU Anda sudah tidak karuan (baca:tidak stabil), bagaimana PSU Anda bisa memberikan daya nya yang stabil ke komponen? Dihadang dengan kenyataan bahwa listrik di Indonesia ini memang terkenal tidak stabil, peralatan pendukung tambahan seperti Stabilizer, maupun UPS menjadi tidak dihindarkan lagi. Di mana Stabilizer bisa memberi nilai tambah dengan menjamin arus AC yang stabil masuk ke PSU Anda, dan juga UPS untuk berjaga-jaga saat PLN 'sedang mau-maunya' mematikan listrik di daerah Anda. Persoalan PLN ini sendiri juga berbeda kasus di tiap daerah yang berbeda. Tidak selamanya juga Stabilizer dan UPS menjadi barang wajib untuk Anda. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, dikarenakan di Indonesia, tidak semua tempat memiliki listrik yang tidak stabil maupun sering terjadi pemadaman.
Sebagai contoh: katakan saja saya tinggal di bilangan Kebon Jeruk saya memiliki arus yang cukup stabil, dinilai dari hasil pembacaan Multimeter selama 7x24 jam (walaupun tidak mungkin 100% stabil). Sedangkan seorang teman yang tinggal di bilangan Bina Nusantara - Rawa Belong, terbukti memiliki arus yang sangat tidak stabil (naik-turun) pada pembacaan Multimeter 3 jam pertama! Sebuah Stabilizer dan UPS pun memiliki reputasi nya sendiri, bukan berarti karena Anda sudah memiliki Stabilizer+UPS, berarti PSU+Komputer Anda aman-aman saja, dikarenakan bisa saja karena kualitas Stabilizer+UPS ini sendiri patut dipertanyakan membawa hasil yang buruk kepada komputer Anda secara keseluruhan.
Maka dari itu, setelah membaca sedikit penjelasan singkat dari saya ini, tidak ada salahnya jika Anda mulai kembali menyayangi komputer Anda dengan PSU yang sedikit berkenan sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan 2 kali dengan tetap tidak memperdulikan PSU Anda. Juga jangan juga langsung paranoid dengan PSU murah (abal2/kacangan), dan ber orientasi mahal=bagus).
Rabu, 30 Desember 2009
POWER SUPPLY
Power Supply Unit atau yang biasanya suka kita singkat menjadi PSU, seringkali dianggap remeh atau 'sengaja' dilupakan. Atau mungkin beberapa awam tidak mengerti apa itu guna sebenarnya dari sebuah PSU. Maka dari itu, bagi sekian besar pengguna komputer di Indonesia, PSU bisa dikatakan kehilangan perhatian/diremehkan.
PSU yang diadopsi oleh User biasanya selalu yang sudah disediakan bersama dengan casing yang dibeli. Beberapa casing merk papan atas memang sudah mem-bundle PSU dengan kualitas baik bersama dengan casing. Beda kasus dengan casing-casing kelas value/murah, yang hanya membundle PSU denga kualitas yang tidak terjamin atau bahkan bisa saya katakan mengecewakan.
Alasan pakai PSU Standart/Bawaan? Biasanya jawabannya cuma... Hemat .. Tipikal orang Indonesia, save the best for the cheapest, atau bisa dibilang, 'Tidak ada rotan, akar pun jadi'
Okeh, langsung di bahas aja mungkin yah, soal PSU itu sendiri.
Sebenarnya yang paling penting dari sebuah PSU itu bukan besaran WATT nya seperti yang ada terpampang di Label PSU Anda sekarang.
Yang lebih penting itu sebenarnya Rail (Amperage) dari PSU.
Mari simak sebenarnya PSU itu punya satuan apa saja:
W= Watt (Watt)
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
di mana, W = V * A
Kembali ke Rail lagi, sebenarnya Rail itu apa?
Rail itu jalur yang ada dari Power Supply untuk menghantarkan listrik yang tadinya dari arus AC (PLN) yang di convert ke DC untuk diteruskan ke komponen2 komputer Anda.
Pada PSU-PSU modern/masa kini, PSU dibagi Rail nya menjadi
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v
Yang negatif, tidak usah terlalu dipikirkan kecuali Anda mau mempelajari PSU lebih dalam. Negatif di sini kita asumsikan menjadi 'Ground' atau nilai Netral yang hanya memberi sambungan arus dari kutub Positif.
Kalau dari tadi saya bilang yang terpenting masih Rail, mari kita lihat bagaimana akhirnya Rail itu menjadi penting:
Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.
Boleh mulai lirik-lirik PSU Anda, kalau mau di hitung silahkan, kalau memang ternyata hasil hitungan Anda sendiri sudah tidak sesuai dengan label yang tertempel pada PSU Anda, kualitas PSU Anda sudah patut di curigai.
Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.
Mulai masa sekarang dan mendatang, terlihat komputer mulai menggunakan komponen yang lebih menyedot arus 12V. Bisa dilihat dari GPU (VGA Card) masa kini yang hanya murni menggunakan Power dari arus 12V besar2an hingga 200Watt lebih. Dan juga komponen kecil-kecil seperti Fan, Neon CCFL, dsb selain USB Devices.
Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V. Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan <2003), Rail yang terbagi biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.
Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih dingin.
PSU yang diadopsi oleh User biasanya selalu yang sudah disediakan bersama dengan casing yang dibeli. Beberapa casing merk papan atas memang sudah mem-bundle PSU dengan kualitas baik bersama dengan casing. Beda kasus dengan casing-casing kelas value/murah, yang hanya membundle PSU denga kualitas yang tidak terjamin atau bahkan bisa saya katakan mengecewakan.
Alasan pakai PSU Standart/Bawaan? Biasanya jawabannya cuma... Hemat .. Tipikal orang Indonesia, save the best for the cheapest, atau bisa dibilang, 'Tidak ada rotan, akar pun jadi'
Okeh, langsung di bahas aja mungkin yah, soal PSU itu sendiri.
Sebenarnya yang paling penting dari sebuah PSU itu bukan besaran WATT nya seperti yang ada terpampang di Label PSU Anda sekarang.
Yang lebih penting itu sebenarnya Rail (Amperage) dari PSU.
Mari simak sebenarnya PSU itu punya satuan apa saja:
W= Watt (Watt)
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
di mana, W = V * A
Kembali ke Rail lagi, sebenarnya Rail itu apa?
Rail itu jalur yang ada dari Power Supply untuk menghantarkan listrik yang tadinya dari arus AC (PLN) yang di convert ke DC untuk diteruskan ke komponen2 komputer Anda.
Pada PSU-PSU modern/masa kini, PSU dibagi Rail nya menjadi
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v
Yang negatif, tidak usah terlalu dipikirkan kecuali Anda mau mempelajari PSU lebih dalam. Negatif di sini kita asumsikan menjadi 'Ground' atau nilai Netral yang hanya memberi sambungan arus dari kutub Positif.
Kalau dari tadi saya bilang yang terpenting masih Rail, mari kita lihat bagaimana akhirnya Rail itu menjadi penting:
Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.
Boleh mulai lirik-lirik PSU Anda, kalau mau di hitung silahkan, kalau memang ternyata hasil hitungan Anda sendiri sudah tidak sesuai dengan label yang tertempel pada PSU Anda, kualitas PSU Anda sudah patut di curigai.
Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.
Mulai masa sekarang dan mendatang, terlihat komputer mulai menggunakan komponen yang lebih menyedot arus 12V. Bisa dilihat dari GPU (VGA Card) masa kini yang hanya murni menggunakan Power dari arus 12V besar2an hingga 200Watt lebih. Dan juga komponen kecil-kecil seperti Fan, Neon CCFL, dsb selain USB Devices.
Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V. Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan <2003), Rail yang terbagi biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.
Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih dingin.
|
Mengenal Tipe-tipe Konektor pada Power Supply
Power supply memiliki banyak konektor. Dan masing-masing dari konektor memiliki fungsi yang berbeda. Walaupun sebagian kabel memiliki tegangan listrik yang sama, tetapi setiap konektor sudah dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
Untuk pengenalan, ada beberapa tipe konektor dan fungsinya pada komputer.
1. ATX power connector (20pin + 4pin) : ATX 20/24 pin konektor digunakan untuk menghubungkan power supply unit (PSU) ke motherboard. Versi lama dari ATX motherboard masih menggunakan ATX 20 pin konektor, jika kita menggunakan motherboard yang terbaru sudah membutuhkan ATX 24 pin konektor. Konetktor ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berjumlah 20 pin dan bagian kedua 4 pin. Jika kita menggunakan motherboard yang baru maka gabungkan antara 20 + 4 pin konektornya.
2. AT power connector (12 pin) : konektor ini digunakan untuk motherboard kelas Pentium II kebawah. Konektor yang memiliki 12 kabel ini dikelompokkan terpisah menjadi 2 bagian. Bagian pertama disebut Konektor P8 dan bagian kedua disebut P9. Masing-masing konektor memiliki 6 kabel. Untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan, kita cukup mempertemukan konektor yang memiliki kabel hitam di tengah-tengah.
3. Molex connector : Konektor ini digunakan sumber tenaga bagi hard disk dan cd drive. Kadang sebagian produsen juga membuat fan / kipas pendingin, lampu-lampu dan asesoris lainnya menggunakan konektor ini. Konektor ini memiliki 4 kabel yang berbeda warna, yaitu Merah, Hitan dan Kuning. Setiap warna memiliki sumber tegangan yang berbeda-beda pula.
4. Berg connector : merupakan konektor ukuran mini dari Molek. Konektor ini khusus digunakan untuk Floppy Drive atau pun external audio card. Warna yang digunakan sama dengan molek konektor, yaitu Warna Kuning (+12V), Merah (+5V) dan Hitam (0V atau Ground). Karena penggunaan konektor ini jarang sekali, makanya pada setiap PSU hanya berjumlah 1 atau 2 paling banyak.
5. ATX 12V (Intel) 4 pin connector : Konektor ini kebanyakan dipakai oleh para pengguna yang menggunakan Processor buatan Intel. Fungsi dari konektor ini adalah sebagai penyedia tenaga tambahan sebesar 12 V untuk Pentium 4 CPU. Jadi pada Pentium 4 kebawah, konektor ini tidak perlu digunakan. Sekarang sebagian AMD motherboard juga sudah menggunakan konektor ATX 12V ini.
6. 6 pin PCI-E connector : Konektor yang satu ini memang jarang ditemukan untuk semua PC. Biasanya orang yang menggunakan PSU ini adalah orang yang bekerja di bidang Multimedia khususnya Video. Karena konektor ini hanya digunakan sebagai penambah daya untuk video card yang menggunakan slot PCI Express. Jika kita menggunakan Videoa Card jenis ini, tentu saja kita harus memiliki PSU yang mendukung untuk konektor ini.
7. SATA Power connector : Konektor ini merupakan jenis terbaru yang biasa digunakan untuk power pada Hard Disk SATA (serial ATA). Konektor ini disambungkan melalui Molek konektor (extended).
Memeriksa Voltage Power Supply
Susunan cable pada power supply
3.3 volt
Result
Pada format power supply masih dibagi antara beberapa form factor. Standard power supply ATX dan BTX tetap mengunakan 3 bagian voltage seperti yang dikemukakan diatas. Versi ATX saat ini sudah memiliki versi 1.3 dimana terdapat tambahan power SATA untuk perangkat terbaru seperti SATA harddisk. Sedangkan form factor terbaru adalah BTX yang merubah pemakaian AUX dan menambahkan pin main power dari 20pin menjadi 24 pin. Tetapi dasarnya tetap sama dimana 12V, 5V dan 3.3V adalah voltage yang digunakan pada output voltage power
Dibawah ini adalah gambaran connector dari power supply dengan masing masing output voltage menurut standard power supply ATX
Connector pada power supply ke mainboard |
Untuk memeriksa voltage 3.3V dapat digunakan 2 connector. Pertama adalah dengan mengunakan cable Main Connector. Dan mencari kabel berwarna Orange dengan Black, Orange adalah 3.3V+ dan Black adalah 3.3V-.
Tetapi cara termudah adalah mengunakan cable yang tidka terpakai seperti AUX connector yang terdiri dari 5V+, 3.3V+.3.3V+, Com, , Com, Com. Caranya seperti pada gambar dibawah ini. Dimana cabel Aux connector dihubungkan antara Plus dengan Orange dan Minus dengan Black untuk memeriksa 3.3 Volt
5 Volt dan dan 12VUntuk memeriksa 12V dan 5V paling mudah.
Gunakan cable Peripheral connector dengan warna Red, Black, Black dan Yellow.
Untuk mendapatkan 5V, hubungkan multimeter antara Plus Red dengan Black Minus
Sedangkan 12V dihubungkan antara Plus Yellow dan Black Minus
Toleransi powerTidak semua power akan menunjukan angka persis 12V, 5V dan 3.3V. Toleransi power dapat dilihat pada bagian gambar dibawah ini.
Misalnya power anda memiliki output 3.4V atau 3.45V pada 3.3V. Output tersebut masih dapat diterima dengan batas toleransi. Dan 5V dengan 12V masih dapat diterima bila tidak melebih 5.25V dan 13V
Umumnya output power supply berada diantara persentase pada gambar diatas. Untuk kondisi terbaik, voltage 3.3V tidak lebih dari 3.4V. Untuk 12V tidak lebih dari 12.5V dan 5V tidak lebih dari 5.2V. Bahkan pada beberapa power supply juga dapat menunjukan voltage lebih rendah tetapi bila tidak terlalu rendah hal ini masih dapat diterima dari persentase batas teleransi maka power masih memiliki output yang memadai.
Untuk kondisi tidak normal, output power supply berada diatas ambang batas persentasi seperti gambar diatas. Terlalu tinggi akan menyebabkan perangkat menjadi overvoltage dan menjadi panas, terlalu rendah juga akan memberikan ketidaktabilan pada CPU atau perangkat hardware.
Kedepan dengan BTXSedikit ulasan pada BTX power. Perubahan pada standard ATX dan BTX sebenarnya hanya terletak pada 4 pin tambahan. ATX memiliki 20pin power sedangkan BTX memiliki 24pin power. Dibawah ini adalah letak perbedaan pada power BTX jack power mainboard (bukan jack power connector power supply) dimana pada bagian paling bawah yang diberikan warna adalah 4 pin tambahan baru pada standard BTX
Uraian diatas sedikit dapat memberikan pengetahuan bagaimana memeriksa power supply anda. Yang perlu di ingat adalah power supply tidak akan memiliki output yang presisi seperti harus menunjukan angka 12.0V, 5.0V dan 3.30V. Dipastikan ada sedikit perubahan angka baik lebih besar dan lebih kecil. Tetapi output power haruslah sesuai ketentuan dari batas toleransi, dan tidak melebihi toleransi maka power supply masih memiliki output yang benar dan layak digunakan.
Untuk kondisi terbaik pemeriksaan power ada yang mengunakan cara memeriksa output dengan kondisi power tanpa beban atau tidak dipasangkan pada perangkat computer. Tetapi ada yang memilh cara mudah dengan memeriksa ketika power supply sedang dihubungkan keperangkat PC atau mainboard. Cara ini memiliki dampak baik dan buruk. Bila power supply diperiksa ketika dipasangkan hardware nilai positifnya akan memperlihatkan kondisi sebenarnya output power yang dikeluarkan oleh power supply. Disisi lain power bisa saja menunjukan angka voltage dibawah atas diatas normal karena adanya beban dari pemakaian daya pada power supply. Asalkan tidak melewati batas toleransi maka output power supply dapat diterima. Asalkan powr supply memang memiliki kekuatan atau output power yang memadai dan cukup menyuplai daya ke perangkat computer.
Bila anda berkeinginan memeriksa power output pada power supply, sebaiknya cukup berhati hati jangan sampai terjadi short atau terjadinya hubungan antara plus dan minus. Seperti biasa, resiko ditangan anda ketika sedang memeriksa dan harus sangat hati hati untuk menghubungkan multimeter ke connector power supply.
Gelang Antistatik
Gelang antistatik (Bahasa Inggris: antistatic wrist strap, ESD wrist strap, atau ground bracelet) adalah alat yang digunakan untuk mencegah pengosongan elektrostatik (Bahasa Inggris: electrostatic discharge, yang disingkat ESD) dengan membumikan (grounding) seseorang yang sedang mengerjakan alat elektronika. Bagian gelang merupakan tenunan elastis berserat konduktif. Serat biasanya terbuat dari karbon atau karet berisikan karbon, dan gelang dikancingkan dengan sebuah lempengan atau penjepit baja anti karat. Gelang antistatik biasanya digunakan bersama-sama dengan tatakan anti statik di atas meja kerja, atau lapisan plastik penghilang statis di permukaan meja kerja.
Gelang dihubungkan ke tanah melalui sebuah kabel terlilit yang dapat ditarik kembali dan resistor megaohm, yang membolehkan muatan bertegangan tinggi lewat tapi mencegah bahaya kejutan listrik saat sedang bekerja dengan bagian bertegangan rendah. Dimanapun tegangan tinggi berada, hambatan tambahan (0,75 megaohm per 250V) ditambahkan di dalam jalur ke tanah untuk melindungi sang pemakai dari arus yang berlebihan; ini biasanya berbentuk 4 resistor megaohm di dalam kabel terlilit (atau 2 resistor megaohm di setiap ujung).
Gelang antistatik di dalam industri biasanya dihubungkan ke Earth Bonding Point (bagian dari sistem pentanahan) melalui sumbat 4 mm atau 10 mm press stud, sedangkan gelang antistaik milik pribadi dihubungkan ke tanah melalui sebuah jepitan buaya.
Di samping gelang, industri juga menggunakan gelang pergelangan kaki dan tumit untuk menyalurkan muatan yang terakumulasi dari tubuh pekerja. Piranti-piranti ini biasanya tidak dihubungkan ke permukaan bumi, tapi digabungkan dengan hambatan tinggi di dalam konstruksinya, dan bekerja dengan menghamburkan muatan listrik ke ubin lantai khusus. Karena kabel pentanahan akan mengganggu pergerakan pekerja, gelang digunakan saat pekerja harus bergerak di dalam sebuah wilayah kerja, seperti di dalam ruang bedah.
Tersedia pula kabel nirkabel atau disipatif, walau tingkat keterandalannya masih belum diketahui.
GELANG ANTISTATIS
Gelang antistatik adalah alat yang digunakan untuk mencegah pengosongan elektrostatik dengan membumikan (grounding) seseorang yang sedang mengerjakan alat elektronika. Bagian gelang merupakan tenunan elastis berserat konduktif. Serat biasanya terbuat dari karbon atau karet berisikan karbon, dan gelang dikancingkan dengan sebuah lempengan atau penjepit baja anti karat. Gelang antistatik biasanya digunakan bersama-sama dengan tatakan anti statik di atas meja kerja, atau lapisan plastik penghilang statis di permukaan meja kerja.
Gelang dihubungkan ke tanah melalui sebuah kabel terlilit yang dapat ditarik kembali dan resistor megaohm, yang membolehkan muatan bertegangan tinggi lewat tapi mencegah bahaya kejutan listrik saat sedang bekerja dengan bagian bertegangan rendah. Dimanapun tegangan tinggi berada, hambatan tambahan (0,75 megaohm per 250V) ditambahkan di dalam jalur ke tanah untuk melindungi sang pemakai dari arus yang berlebihan; ini biasanya berbentuk 4 resistor megaohm di dalam kabel terlilit (atau 2 resistor megaohm di setiap ujung).
Gelang antistatik di dalam industri biasanya dihubungkan ke Earth Bonding Point (bagian dari sistem pentanahan) melalui sumbat 4 mm atau 10 mm press stud, sedangkan gelang antistaik milik pribadi dihubungkan ke tanah melalui sebuah jepitan buaya.
Di samping gelang, industri juga menggunakan gelang pergelangan kaki dan tumit untuk menyalurkan muatan yang terakumulasi dari tubuh pekerja. Piranti-piranti ini biasanya tidak dihubungkan ke permukaan bumi, tapi digabungkan dengan hambatan tinggi di dalam konstruksinya, dan bekerja dengan menghamburkan muatan listrik ke ubin lantai khusus. Karena kabel pentanahan akan mengganggu pergerakan pekerja, gelang digunakan saat pekerja harus bergerak di dalam sebuah wilayah kerja, seperti di dalam ruang bedah.
LAPORAN PEMAKAIAN, PERAWATAN, DAN PEMAKAIAN PC
Dalam melakukan pemakian, perawatan,danperbaikan pada PC kita harus melkukan pencatatan. Catatan tersebut harus dapat memuat semua aktivitas kita yang berhubungan dengan PC. Untuk mempermudah pencatatan tersebut, kita dapat membuat ctatan tersebut dalam bentuk tabel yang diidsi setelah melakukan kegiatan dengan PC kita.Keuntungan dengan adanya pencatatan tersebut antara lain adalaah mempermudah kita untuk menangani sebuah permasaalahan bila masalah tersebut sudah pernah terjadi dan kita mencatatnya pada laporan kita. Umumnya tabel tersebut berisi kartu pemakaian, prgram perawatan, kartu perawatan, kartu perbaikan, dan history dari PC kita. Kartu - kartu itu dikumpulkan dalam sebuah map plastik yang digantung di belakang casing ataupun tempat lain di PC yang aman dan mudah dijangkau. Untuk lebih rincinya dalam pembuatannya, saya akan jelaskan masing - masing sebagai berikut :
1. KARTU PEMAKAIAN PC
Dalam pembuatan kartu pemakaian yang harus kita cantumkan adalah :
- Judul.
- Hari / tanggal pemakaian.
- Lama pemakaian.
- Program aplikasi yang dibuka.
- Peripheral yang digunakan.
-Tanda tangan pemakai.
Kartu ini diisi setelah melakukan pemakaian. keuntungan dengan adanya karu ini adalah kita dapat mengetahui aplikasi apa yang membuat komputer hang ataupun pemakai komputer terakhir. Berikut saya akan memberikan contoh pembuatan kartu pemakaian :
2.PROGRAM PERWATAN
Program perawatan meliputi perawatan hardware dan software, kartu ini hanya berfungsi sebagai perencana perwatan yang akan kita lakukan terhadap PC. Hal yang perlu untuk ditulis didalam program perawatan adalah :
- Judul (disertai tahun program perawatan).
- Nama Program perwatan ( berisi kegiatan perawatan yag akan kita lakuka terhadap PC).
- Rencana perawatan ( berisi bu;an dan minggu yang kita rencanakan untuk melakukan perawatan yang berbentukpetak - petak yang diwarnai pada waktu yang kita rencanakan untuk melakukan perawatan).
- Tanda tangan penanggung jawab (dalam kolom mengetahui) dan pelaksana (dalam kolom pelaksana.
Kartu ini tidak perlu kita isi karena hanya merupakan program saja. Berikut ini saya akan memberi contoh kartu programperawatan :
3. KARTU PERAWATAN PC
Kartu ini dibuat sama persis dengan program perawatan, tetapi pada kartu ini kita harus melakukan pengisian berupa tanda centang atau tanda tangan sehabis melakukan perawatan PC.
4.KARTU PERBAIKAN PC
Kartu in diisi bila PC kita mengalami kerusakan. Yang perlu ditulis dalam pembuatan kartu ini adalah :
- Judul.
- Tanggal terjadi kerusakan.
- Gejala kerusakan.
- Diagnosa kerusakan
- Tindakan korektif yang dilakukan.
- Keterangan (berisi dapat diselesaikan atau tidak suatu masalah)
Keutungan dengan adanya log sheet/ lembar kerja ini adalah Bila terjadi kerusakan di PC kita akan mudah untuk menyelesaikannya, bila masalah tersebut sudah pernah terjadi dan sudah kita tulis di kartu perbaikan. Berikut ini saya akan memberikan contoh kartu perbaikan :
5. HISTORY
Berisi sejarah PC ( Misanya tahun beli, harga, beli bekas atau baru dan lain- lain). Selain itu
History juga memuat spesifikasi PC yang kita miiki (misalnya processornya, mother boardnya
Jumlah socket untuk processor, kapasitas RAM, kapasitas Hard disk ataupun lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)